Selasa, 03 Juni 2014

Reward dan Punishment dalam Modifikasi Perilaku Siswa, untungnya?


Mei, 13rd 2014
 
Sunardi Ahmad [201320240211062]
Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang

Reward dan Punishment dalam Modifikasi Perilaku Siswa, untungnya?
dalam review
Makalah Organisasi dan Administrasi dalam Pendidikan (Modifikasi Individu dalam Organisasi) oleh Putri Kusbandini
Dosen Pengampu: Dr. Masduki, M.Pd

Sebenarnya, tidak ada pendidik yang menghendaki digunakannya hukuman dalam pendidikan kecuali bila terpaksa. Hadiah atau pujian jauh lebih dipentingkan daripada hukuman. Dalam dunia pendidikan, metode ini disebut dengan metode hadiah (reward) dan hukuman (punishement). Dengan metode tersebut diharapkan agar anak didik dapat termotivasi untuk melakukan perbuatan progresif.
Hadiah sebagai alat untuk mendidik tidak boleh bersifat sebagai upah. Karena upah merupakan sesuatu yang mempunyai nilai sebagai ganti rugi dari suatu pekerjaan atau suatu jasa yang telah dilakukan oleh seseorang. Jika hadiah itu sudah berubah sifat menjadi upah, hadiah itu tidak lagi bernilai mendidik karena anak akan mau bekerja giat dan berlaku baik karena mengharapkan upah.
Reward bisa berbentuk pujian atau sanjungan sebagai ungkapan penghargaan dan pengakuan atas prestasi yang dicapai. Pada dasarnya ada dua tipe reward, yaitu social reward dan psychic reward. Yang  termasuk social reward adalah  pujian dan pengakuan dari dalam dan luar organisasi. Sedangkan psychic reward datang dari self esteem (berkaitan dengan harga diri), self satisfaction(kepuasan diri) dan kebanggaan atas hasil yang tercapai. Social reward merupakan extrinsic reward yang diperoleh dari lingkungannya, seperti finansial, material, dan dan piagam penghargaan. Sedangkan psychic reward adalah instrinsic reward yang datang dari dalam diri seseorang, seperti pujian, sanjungan dan ucapan selamat yang dirasakan siswa sebagai bentuk pengakuan terhadap dirinya dan mendatangkan kepuasan bagi dirinya sendiri.
Jika kita bertanya dapatkan suatu hukuman yang sama yang dilakukan oleh seorang pendidik terhadap beberapa orang anak, akan menghasilkan dampak yang sama pula? Maka jawabnya adalah “Belum tentu” dan bisa juga “Tidak mungkin”. Biarpun demikian, tiap-tiap hukuman mengandung maksud yang sama, yakni bertujuan untuk memperbaiki watak dan kepribadian anak didik, meskipun hasilnya belum tentu dapat diharapkan.
Banyak orang mengartikan punishment sebagai tindakan kejahatan pada orang lain. Orang yang tidak familiar dengan definisi punisment sebagai sebuah teknik, akan percaya bahwa penggunaan punishment dalam memodifikasi perilaku adalah salah dan berbahaya. Pengertian yang salah mengenai penggunaan teknik punishment sebagai sebuah hal yang kejam dan jahat pada proses modifikasi perilaku adalah salah karena penggunaan punishment dalam sebuah terapi memiliki tujuan spesifik yang bertujuan untuk mencapai target perilaku.
Physical punishment (hukuman fisik) adalah salah satu langkah yang dianggap efisien oleh sebagian guru untuk mencapai tujuan pendidikan dan mengubah perilaku siswa. Tentu anggapan ini kurang dibenarkan, bahayanya kemudian adalah dapat memicu kebiasaan siswa untuk mengerjakan sesuatu bukan karena kesadaran, melainkan menghindari hukuman dan akhirnya akan lahir sebuah generasi yang menjadikan kekerasan sebagai solusi yang terbaik dalam menyelesasikan sebuah problem.
Masalah yang timbul akibat punishment
1.      Punishment dapat menghasilkan reaksi emosional atau efek samping emosional lainnya.
2.       Penggunaan hukuman dapat menghasilkan jalan keluar atau penghindaran perilaku (escape atau avoidance) oleh orang/individu yang tingkah lakunya dikenakan punisher.
3.      Penggunaan hukuman mungkin secara negatif menguatkan untuk orang yang menggunakan hukuman dengan begitu dapat mengakibatkan penyalah gunaan atau hukuman penggunaan yang berlebihan dari hukuman.
4.      Saat punishment digunakan, penggunaan ia menjadi sebuah bentuk modeling, dan tingkah laku dari individu yang dikenakan hukuman akan cenderung untuk menggunakan hukuman pada masa mendatang.
5.      Punishment sangat dekat dengan issue ras (etnik) dan issue kemampuan menerima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar